Pahala Orang yang Mengucapkan
‘Inna
Lillahi Wa Inna Ilaihi Raji’un’ ketika Musibah Datang.
Setiap kali musibah datang,
disunahkan mengucapkan ‘Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Raji’un’’, seperti firman
Allah swt, “(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan
“Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Raji’un”. Mereka itulah yang mendapatkatkan
keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang
yang mendapat petunjuk.
Nabi
saw bersabda : “Bila empat perkara terdapat pada diri seseorang, niscaya ia
memperoleh cahaya Allah yang agung, Pertama,
orang yang menjaga urusannya dengan kesaksian ‘La ilaha illallah wa anni
rasulullah (tiada Tuhan yang patut disembah melainkan Allah dan aku adalah
utusan Allah). Kedua, orang yang
apabila ditimpa musibah, ia lalu mengatakan, “Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Raji’un”.
(sesungguhnya kami hanyalah milik Allah dan kami akan kembali kepadanya). Ketiga, orang yang bila mendapat
kebaikan, ia mengucapkan, ‘Alhamdulillah’ (segala puji bagi Allah). Keempat, orang yang bila melakukan
kesalahan, ia mengucapkan, “Astaghfrullah wa atubu ilaihi” (aku memohon ampunan
kepada Allah dan bertobat kepadanya).”
Imam
al Baqir berkata : “Bila seorang mukmin mendapat musibah didunia lalu ia
mengucapkan “Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Raji’un”. Dan bersabar, niscaya Allah
mengampuni dosa-dosa silamnya selain dosa-dosa besar yang ganjarannya sudah
ditentukan Allah berupa neraka. Dan apabila ia mengingat musibah yang
menimpanya, lalu mengucapkan “Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Raji’un” dan memuji
Allah swt, maka Allah mengampuni setiap dosa yang pernah dilakukannnya mulai
dari ucapan “Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Raji’un” yang pertama hingga ucapan “Inna
Lillahi Wa Inna Ilaihi Raji’un” yang berikutnya, selain dari dosa-dosa besar.”
Al
Kulaini menyandarkan hadis yang kedua kepada Ma’ruf ibnu Kharbudz bahwa Ak
Baqir tidak mengecualikan dosa-dosa besar.
Al
Kulaini meriwayatkan melalui sanad yang sampai kepada Daud bin Zirbi : “Barang
siapa mengenang musibahnya meskipun sudah berlalu satu tahun, lalu ia mengucapkan
“Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Raji’un” Alhamdulillahi rabbil-alamin, Allahhumma
ajirni ala mushibati wakhluf alaiyya afdhala minha (sesungguhnya kami hanyalah
milik Allah dan kepadanyalah kami akan kembalii, segala puji bagi Allah Tuhan
semesta alam, ya Allah ya Tuhan kami, berilah aku ganjaran pahala atas musibah
ini dan gantikanlah dengan sesuatu yang lebih baik darinya)”, niscaya ia
memperoleh ganjaran pahala seperti waktu pertama kali ia tertimpa musibah.”
Muslim
meriwayatkan dari Ummu Salamah. Rasulullah saw bersabda : “Tidaklah ada seorang
muslim yang tertimpa musibah , lalu ia mengucapkan apa yang diperintahkan oleh
Allah, “Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Raji’un”, Allahhumma ajirni fi mushibati wakhluf
li khairan minha’, melainkan dia akan menggantinya (musibah dengan sesuatu yang
lebih baik.” Ketika Abu Salamah meninggal dunia, istrinya--Ummu Salamah—berkata
: “Siapakah di antara orang muslim yang lebih baik dari pada Abu Salamah?” …
kemudian aku membaca doa tadi (yang diperintah oleh Allah), lalu ia menjadikan
Rasulullah saw. sebagai pengganti suamiku.”
At
Turmudzi meriwayatkan, Rasulullah saw bersabda, “Jika anak seorang hamba
meninggal dunia, Allah swt berfirman kepada para malaikatnya: Apakah kamu telah
mencabut roh anak dari hambaku?” Mereka menjawab: Benar.’ Lalu Allah berfirman
lagi: ‘Lalu apakah yang dikatakan hambaku ?: Mereka menjawab: “Memujimu dan
mengucapkan, “Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Raji’un”. Kemudian Allah swt
berfirman : ‘kalau begitu, bangunkanlah rumah disurga untuk hambaku dan
namailah Baitul Hamd (rumah pujian).
Biarkan Tuhan Menghiburmu
Syahid
Tsani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar