Selasa, 30 April 2013

‘Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Raji’un’




Pahala Orang yang Mengucapkan
 ‘Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Raji’un’ ketika Musibah Datang.

            Setiap kali musibah datang, disunahkan mengucapkan ‘Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Raji’un’’, seperti firman Allah swt, “(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan “Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Raji’un”. Mereka itulah yang mendapatkatkan keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.

          Nabi saw bersabda : “Bila empat perkara terdapat pada diri seseorang, niscaya ia memperoleh cahaya Allah yang agung, Pertama, orang yang menjaga urusannya dengan kesaksian ‘La ilaha illallah wa anni rasulullah (tiada Tuhan yang patut disembah melainkan Allah dan aku adalah utusan Allah). Kedua, orang yang apabila ditimpa musibah, ia lalu mengatakan, “Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Raji’un”. (sesungguhnya kami hanyalah milik Allah dan kami akan kembali kepadanya). Ketiga, orang yang bila mendapat kebaikan, ia mengucapkan, ‘Alhamdulillah’ (segala puji bagi Allah). Keempat, orang yang bila melakukan kesalahan, ia mengucapkan, “Astaghfrullah wa atubu ilaihi” (aku memohon ampunan kepada Allah dan bertobat kepadanya).”

             Imam al Baqir berkata : “Bila seorang mukmin mendapat musibah didunia lalu ia mengucapkan “Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Raji’un”. Dan bersabar, niscaya Allah mengampuni dosa-dosa silamnya selain dosa-dosa besar yang ganjarannya sudah ditentukan Allah berupa neraka. Dan apabila ia mengingat musibah yang menimpanya, lalu mengucapkan “Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Raji’un” dan memuji Allah swt, maka Allah mengampuni setiap dosa yang pernah dilakukannnya mulai dari ucapan “Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Raji’un” yang pertama hingga ucapan “Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Raji’un” yang berikutnya, selain dari dosa-dosa besar.”

Al Kulaini menyandarkan hadis yang kedua kepada Ma’ruf ibnu Kharbudz bahwa Ak Baqir tidak mengecualikan dosa-dosa besar.
Al Kulaini meriwayatkan melalui sanad yang sampai kepada Daud bin Zirbi : “Barang siapa mengenang musibahnya meskipun sudah berlalu satu tahun, lalu ia mengucapkan “Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Raji’un” Alhamdulillahi rabbil-alamin, Allahhumma ajirni ala mushibati wakhluf alaiyya afdhala minha (sesungguhnya kami hanyalah milik Allah dan kepadanyalah kami akan kembalii, segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, ya Allah ya Tuhan kami, berilah aku ganjaran pahala atas musibah ini dan gantikanlah dengan sesuatu yang lebih baik darinya)”, niscaya ia memperoleh ganjaran pahala seperti waktu pertama kali ia tertimpa musibah.”

Muslim meriwayatkan dari Ummu Salamah. Rasulullah saw bersabda : “Tidaklah ada seorang muslim yang tertimpa musibah , lalu ia mengucapkan apa yang diperintahkan oleh Allah, “Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Raji’un”, Allahhumma ajirni fi mushibati wakhluf li khairan minha’, melainkan dia akan menggantinya (musibah dengan sesuatu yang lebih baik.” Ketika Abu Salamah meninggal dunia, istrinya--Ummu Salamah—berkata : “Siapakah di antara orang muslim yang lebih baik dari pada Abu Salamah?” … kemudian aku membaca doa tadi (yang diperintah oleh Allah), lalu ia menjadikan Rasulullah saw. sebagai pengganti suamiku.”

At Turmudzi meriwayatkan, Rasulullah saw bersabda, “Jika anak seorang hamba meninggal dunia, Allah swt berfirman kepada para malaikatnya: Apakah kamu telah mencabut roh anak dari hambaku?” Mereka menjawab: Benar.’ Lalu Allah berfirman lagi: ‘Lalu apakah yang dikatakan hambaku ?: Mereka menjawab: “Memujimu dan mengucapkan, “Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Raji’un”. Kemudian Allah swt berfirman : ‘kalau begitu, bangunkanlah rumah disurga untuk hambaku dan namailah Baitul Hamd (rumah pujian).

Biarkan Tuhan Menghiburmu
Syahid Tsani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar