Sabtu, 10 Januari 2015

Zikir Memohon Perlindungan dari Sipat Pamer Diri



Zikir Memohon Perlindungan dari Sipat Pamer Diri



Bismillahir-rahmanir-rahim(i) dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Allahhumma shalli ‘ala Muhammad(in) wa ali Muhammad(in) Ya Allah, limpahkanlah salawat kepada Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad
Allahumma inni a’udzubika an tahsuna fi lami’atil ‘uyuni ‘alaniyati Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari terlihat baiknya perbuatanku (yang buruk) dimata (pandangan) manusia
Au tushbiha fima ubthinu laka sarirati Atau terbukanya rahasiaku (di mata manusia) padahal ia (rahasia itu) tersembunyi di sisi-Mu
Muhafizhan ‘ala riya’in-nasi min nafsi Sebagai penjagaan dari pamer diri kepada manusia
Bijami’i ma anta muththali’un ‘alaihi minni Dengan seluruh apa-apa yang Engkau perhatikan rasa pamer diri atasku
Fa’ubdiya linnasi husna zhahiri Maka aku tampakkan di hadapan manusia keindahan zahirku
Wa ufdhiya ilaika bisu’i ‘amali Dan aku menghadap kepada-Mu dengan keburukan amalku
Taqarruban ila ‘ibadika Mendekatkan diri kepada hamba-hamba-Mu
Wa taba’udan min maradhatika Dan jauh dari kerelaan-Mu

Jumat, 09 Januari 2015

zikir Penenang Hati Ketika Sakit



Zikir Penenang Hati Tatkala Sakit dan Menderita Karena Penyakit Tersebut


Bismillahir – rahmanir – rahim
Dengan Nama Allah, yang maha pengasih Maha Penyayang.
Allahumma shalli ‘ala Muhammad (in) wa ali muhammad (in)
Ya Allah, limpahkanlah salawat kepada Nabi Muahammad dan keluarga Nabi Muhammad.
Allahhumma lakal-hamdu ala ma lam azal atasharrafu fihi min salamati badani
Ya Allah, segala puji bagimu atas banyak hal yang masih dapat aku lakukan karena sehatnya badanku.
Wa lakal-hamdu ala ma ahdatsta bi min illatin fi jasadi
Segala puji bagimu atas penyakit yang engkau titipkan dalam tubuhku ini
Fama adri ya ilahi ayyul-halaini ahaqqu bisy-syukri lak(a)
Aku tidak tahu ya Allah, keadaan yang mana diantara keduanya yang layak aku syukuri
Wa ayyul-waqtaini aula bil-hamdi lak(a)
Dalam keadaan yang manakah yang paling pantas aku memuji-Mu
Awaqtush-shihhatil-lati hanna tani fiha thayyibati rizqik(a)
Apakah dalam keadaan sehat di saat engkau senangkan aku dengan rezeki yang baik?
Wa nasysyathtani biha libtigha’i mardhatika wa fadhlik(a)
Saat engkau kobarkan semangatku untuk mencari kerelaan dan karunia-Mu.
Wa qawwaitani ma’aha ‘ala ma waffaqtani lahu min tha’atik(a)
Saat engkau kuatkan aku untuk menaati petunjuk yang telah engkau berikan kepadaku
Am waqtul-‘illatil-lati mahhashtani biha
Ataukah (dalam) keadaan sakit dimana engkau menguji diriku?
Wan-ni’mal-lati athaftani biha
Serta di mana engkau anugerahkan nikmat kepadaku
Takhfifan lima tsaqula bihi ‘alayya zhahri minal-khathi’ati
Dengan memberikan keringanan terhadap dosa-dosa yang membebani punggungku
Wa tathhiran lima anghamastu fihi minas-sayyi’ati
(keadaan) yang membersihkan segala kesalahan yang membuatku tenggelam di dalamnya
Wa tanbihan litanawulit-taubati
Sebagai peringatan untuk mendapatkan tobat
Wa tadzkiran limahwil-haubati biqadimin-ni’mati
Sebagai pengingat akan penghapusan dosa dan nikmatmu yang dahulu
Wa fi khilali dzalika ma katabaliyal-katibani min zakiyyil-a’mali
Dalam keadaan itu, apa yang dicatat oleh kedua malaikat (pencatat amal) berupa amal yang bersih
Ma la qalbun fakkara fih(i)
Yang tak pernah terlintas dalam pikiran
Wa la lisanun nathaqa bih(i)
Yang tak pernah terucapkan oleh lidah
Wa la jarihatun takallafathu
Yang tak pernah dilakukan oleh tubuh
Bal ifhdalan minka ‘alayya
Semua itu hanyalah karunia dan kemurahanmu atasku
Wa ihsanan min shani’ika ilayya
Dan kebaikan yang engkau lakukan kepadaku
Allahumma fashalli ‘ala Muhammadin wa alih(i)
Ya Allah, limpahkanlah salawat kepada Nabi Muhammad dan keluarganya
Wa habbib ilayya ma radhita li
Karuniakanlah kepadaku kecintaan terhadap yang engkau ridhai
Wa yassirli ma ahlalta bi
Mudahkanlah segala masalah yang engkau timpakan kepadaku
Wa tahhirni min danasi ma aslaftu
Bersihkanlah diriku dari noda-noda kesalahan yang pernah kulakukan.
Wamhu ‘anni syarra ma qaddamu
Hapuskanlah keburukan yang pernah aku lakukan
Wa aujidni halawatal-‘afiyati
Karuniakanlah kepadaku nikmat kesehatan
Wa adziqni bardas-salamati
Datangkanlah kepadaku sejuknya kesejahteraan
Waj’al makhraji ‘an ‘illati ila ‘afwik(a)
Jadikanlah jalan keluar dari sakitku sebagai jalan menuju ampunanmu
Wa mutahawwili ‘an shar’ati ila tajawuzik(a)
Dan perubahan keadaanku dari kemalangan sebagai langkah menuju maaf-Mu
Wa khalashi min karbi ila rauhik(a)
Terlepasnya diriku dari derita menuju ketenteraman-Mu
Wa salamati min hadzihisy-syiddati ila farajik(a)
Terselamatkannya diriku dari kesulitan ini menuju pertolongan-Mu
Innakal-mutafadhdhilu bil-ihsan(i)
Engkaulah yang mencurahkan anugerah dengan karunia
Al-mutathawwilu bil-imtinan(i)
Maha pemberi dengan Kemurahan
Al-wahhabul-karimu dzuljalali wal-ikram
Maha Pemberi dan Mahamulia, Pemilik keagungan dan kemuliaan

Melenyapkan Kesusahan dan Kesedihan




Melenyapkan Kesusahan dan Kesedihan

Rasulullah s.a.w. dengan kata-kata yang terang dan tegas sekali mengatakan, bahwa siapa yang ditimpa kesusahan dan kesedihan agar berdoa sebagai berikut untuk melenyapkan kesusahan dan kesedihan itu :

Allahhumma Inni ‘Abduka Wa Ibnu ‘Abdika, Naashiyati Biyadika, Maadhin Fiyya Hukmuka, ‘Adlun Fiyya Qadhaauka, As-Aluuka Bikullismin Huwa Laka Sammaita Bihii Nafsaka, Au Anzaltahu Fii  Kitaabika Au ‘Allamtahu Ahadan Min Khalqika Awista’Tsarta Bihi Fii Ilmil-Ghaibi ‘Indaka, An Taj’alalQuraanal ‘Azhiima Rabii’a Qalbu, Wa Nuura Basharii, Wa Jalaa-a Huzni, Wa Dzahaaba Hammi Wa Ghammii.

Karena susah dan sedih itu letaknya dihati yaitu pusat kesadaran, pengertian dan keimanan, maka doa yang diajarkan Rasulullah s.a.w. itu mengisi hati itu dengan kesadaran, pengertian dan keimanan yang setinggi-tinggi dan seagung-agungnya agar dapat mengalahkan susah dan sedih yang berada didalamnya.

Perhatikanlah sekarang tiap-tiap bagian dari doa tersebut :

ALLAHHUMMA, INNI ‘ABDUKA WA IBNU ‘ABDIKA.
 Artinya : “Ya Allah, aku adalah hambaMu dan anak dari hambaMu.”
            Kalimat ini berisikan kesadaran dan pengertian bahwa “saya” (orang yang berdoa atau yang susah dan sedih itu) adalah mempunyai status (kedudukan) sebagai hamba Tuhan dan anak dari seorang hamba Tuhan. Sekalipun yang berdoa itu seorang raja atau menteri, seorang ahli atau kaya raya, tetapi statusnya adalah budak atau hamba. Sebagai seorang hamba atau budak, janganlah ia mengira ia akan  dapat  bergembira dan bersenang hati terus-menerus. Seorang hamba harus dapat merasakan susah dan sedih dalam hidup ini.
NAASHIATII BI YADIKA.
Artinya : “Ubun-ubunku (keadaan nasibku) berada di TanganMu.”
Seorang budak ia tidak bebas atau kuasa 100% menetukan keadaannya sendiri, dan yang menentukan itu ialah Allah.
MAADHIN FIYYA HUKMUKA.
Artinya : “Berlaku pada diriku hukum yang engkau tetapkan.”
Saya lemah dan kecil; bumi, bintang-bintang dan planet-planet yang kokoh dan kuat itupun tak dapat mengeluarkan dirinya dari hukum-hukum yang ditetapkan Tuhan baginya. Apakah aku akan mencoba keluar dari hukum yang ditetapkan Tuhan itu? Aku akan tunduk pada semua ketentuan yang Engkau tetapkan bagi diriku.
ADLUN FIYYA QADHAA-UKA.
Artinya : “Adil atas diriku atas ketentuan yang berlaku atas diriku.”
Aku manusia, gidup dipermukaan bumi, cara hidup berkebudayaan ada yang susah ada yang senang, ada yang kaya dan ada pula yang miskin, ada masa naik dan ada pula masa menurun. Begitu berlaku pada diriku dan demikian pula yang berlaku pada diri banyak manusia yang lain. Tetapi bagaimana pun juga hebatnya kesusahan dan kesedihan ini, toh kepadaku lebih banyak dicurahkan Allah kegembiraan dan kesenangan berupakan berbagai rahmat dan nikmat Tuhan. Adil apa yang berlaku pada diriku ini.
AS-ALUKA BI KULLISMIN HUA LAKA SAMMAITA BIHI NAFSAKA
Artinya : “Aku bermohon dengan perantaran setiap Nama yang engkau namai dengan Nama itu akan diriMu.”
Sekalipun sadar akan keadilan qadha yang berlaku pada diriku, tetapi aku sadar pula bahwa Engkau Maha Pengasih Penyayang. Suka mengabulkan doa. Maka aku bermohon melalui setiap lobang atau pintu pengertian yang terkandung dalam setiap Nama-Nama yang Engkau tetapkan Nama itu bagi diri-Mu, karena sesuai dengan keagungan dan kebesaran-Mu.
AU ANZALTAHU FII KITAABIIKA
Artinya : “Atau dengan Nama yang engkau cantumkan di dalam KitabMu.”
Yaitu juga melalui setiap Nama-NamaMu yang tercantum di dalam Kitab Suci Al-Quran yang berjumlah 99 Nama atau lebih itu.
AU ‘ALLAMTAHUU AHADAN MIN KHALQIKA
Artinya : “Atau Nama yang Engkau ajarkan kepada salah satu dari makhlukMu.”
Aku sendiri tidak mengetahui Nama itu, karena tidak tercantum dalam KitabMu dan tidak pernah pula diajarkan oleh Rasulullah.
AWISTA’TSARTA BIHI FII ‘ILMIL GHAIBI ‘INDAKA
Artinya : “Atau Nama yang hanya Engkau saja yang mengetahuinya dengan ilmu gaib yang hanya Engkau yang memilikinya.”
Yaitu Nama-NamaMu yang terlalu agung atau tinggi, yang tidak Engkau ajarkan kepada kami, tidak kepada Nabi dan Rasul-Rasul, tidak pula kepada siapapun sekalipun terhadap para Malaikat sendiri, yang hanya Engkau saja yang mengetahuinya, karena tak sampai kekuatan akal dan kemampuan kami memahamkannya.
AN TAJ’ALAL-QURAANAL-AZHIIMA RABII’A QALBII
Artinya : “Agar kiranya Engkau jadikan Al-Quran Al-Azhim menjadi kembang didalam kalbuku.”
Karena bila Al-Quran itu sudah menjadi kembang yang merekah dan mewangi semerbak di dalam kalbuku, akan sirnalah kesedihan dan kesusahan itu.
WA NUURA BASHARII, WA JALA A-A HUZNII, WA DZAHABA HAMMI WA GHAMMII.
Artinya : “Sehingga dapat menjadi sinar bagi penglihatanku, menjadi pengusir kesedihanku, dan penghapus duka dan pilu hatiku.”
Begitulah maksud dan arti yang terkandung di dalam doa itu, dan dengan begitulah doa yang diajarkan Rasulullah s.a.w. itu memasukkan setinggi-tinggi kesadaran dan pengertian kedalam hati manusia, sehingga segala kesusahan dan kesedihan yang mulanya bersarang dalam hati, dikalahkan oleh kesadaran dan pengertian tersebut, sehingga lenyaplah kesedihan, kesusahan dan kepiluan itu, lalu bertempat didalamnya kegembiraan dan kebahagiaan.
Jadi disamping mengucapkan doa yang pendek sebagai tersebut diatas ini, kita harus mengulang-ulang menyebut tiap-tiap Nama dari Nama-Nama Allah yang dinamakan Asmaul-Husna dan Asmaul-A’zham al-Husna dengan segala kesadaran, pengertian dan keyakinan sebagai diterangkan diatas. Dan disamping itu kita harus terus menerus membaca kitab Suci  Al-Quran, juga dengan kesadaran dan pengertian, sehingga Al-Quran itu menjadi kembang didalam hati kita yang berdoa.
Mari kita coba dengan bersungguh-sungguh, dengan tak bosan-bosan dan tak berputus asa, mudah-mudahan Allah menolong dan memberi taufik dan hidayahNya. Sehingga doa kita menjadi makbul dan dapat melenyapkan kesedihan dan kesusahan hati, bahkan berganti menjadi gembira dan bahagia. Amiinnn.
(H. Bey Arifin Samudera Al-Fatihah)

Kamis, 08 Januari 2015

Tuhan Bantu Aku Tersenyum



Ya tuhanku bantu aku melupakannya.
Tuhanku aku tau rasaku itu salah, aku juga tau kalau ini memang salahku, berani menyayangi padahal aku sendiri sadar kalau aku belum mampu menjadikannya halal bagiku.  Kadang aku selalu merindukannya, sangat merindukannya. Airmata pun seakan ingin menetes karnanya, tetesan yang mengering sekering hati.
Tuhanku, aku tau apa yang kurang pada diriku. Ku adalah sesosok mahlukmu yang jauh dari jalanmu. Sehingga wajar saja kalau rasa yang seharusnya mendatangkan kebahagiaan ini malah menjadi kesedihan yang mendalam bagiku.
Aku tidak akan pernah membencinya bahkan aku akan mendoakannya. Engkau tenang saja Tuhan aku akan mengubur jauh rasa ku padanya, dengan senyumanku.
Semoga engkau menyayangiku Tuhan. Aammiiinnnnn