Selasa, 05 November 2013

Celaka Juraij dari Doa Jelek Ibu

Ada yang bisa diambil pelajaran akan ampuhnya do’a jelek seorang ibu pada anaknya, yaitu pada kisah Juraij. Jika tahu demikian, sudah barang tentu seorang anak kudu memuliakan orang tuanya. Jangan sampai ia membuat orang tuanya marah, sehingga keluar kata atau do’a jelek yang bisa mencelakakan dirinya.
Dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda,

"Tidak ada bayi yang dapat berbicara dalam buaian kecuali Isa bin Maryam dan (bayi di masa) Juraij" Lalu ada yang bertanya,”Wahai Rasulullah siapakah Juraij?" Beliau lalu bersabda, ”Juraij adalah seorang rahib yang berdiam diri pada rumah peribadatannya (yang terletak di dataran tinggi/gunung). Terdapat seorang penggembala yang menggembalakan sapinya di lereng gunung tempat peribadatannya dan seorang wanita dari suatu desa menemui penggembala itu (untuk berbuat mesum dengannya).

(Suatu ketika) datanglah ibu Juraij dan memanggil anaknya (Juraij) ketika ia sedang melaksanakan shalat, ”Wahai Juraij." Juraij lalu bertanya dalam hatinya, ”Apakah aku harus memenuhi panggilan ibuku atau meneruskan shalatku?" Rupanya dia mengutamakan shalatnya. Ibunya lalu memanggil untuk yang kedua kalinya.  Juraij kembali bertanya di dalam hati, ”Ibuku atau shalatku?" Rupanya dia mengutamakan shalatnya. Ibunya memanggil untuk kali ketiga. Juraij bertanya lagi dalam hatinya, ”lbuku atau shalatku?" Rupanya dia tetap mengutamakan shalatnya. Ketika sudah tidak menjawab panggilan, ibunya berkata, "Semoga Allah tidak mewafatkanmu, wahai Juraij sampai wajahmu dipertontonkan di depan para pelacur." Lalu ibunya pun pergi meninggalkannya.

Wanita yang menemui penggembala tadi dibawa menghadap raja dalam keadaan telah melahirkan seorang anak. Raja itu bertanya kepada wanita tersebut, ”Hasil dari (hubungan dengan) siapa (anak ini)?" "Dari Juraij", jawab wanita itu. Raja lalu bertanya lagi, "Apakah dia yang tinggal di tempat peribadatan itu?" "Benar", jawab wanita itu. Raja berkata, ”Hancurkan rumah peribadatannya dan bawa dia kemari." Orang-orang lalu menghancurkan tempat peribadatannya dengan kapak sampai rata dan mengikatkan tangannya di lehernya dengan tali lalu membawanya menghadap raja. Di tengah perjalanan Juraij dilewatkan di hadapan para pelacur. Ketika melihatnya Juraij tersenyum dan para pelacur tersebut melihat Juraij yang berada di antara manusia.

Raja lalu bertanya padanya, "Siapa ini menurutmu?" Juraij balik bertanya, "Siapa yang engkau maksud?" Raja berkata, "Dia (wanita tadi) berkata bahwa anaknya adalah hasil hubungan denganmu." Juraij bertanya, "Apakah engkau telah berkata begitu?" "Benar", jawab wanita itu. Juraij lalu bertanya, ”Di mana bayi itu?" Orang-orang lalu menjawab, "(Itu) di pangkuan (ibu)nya." Juraij lalu menemuinya dan bertanya pada bayi itu, ”Siapa ayahmu?" Bayi itu menjawab, "Ayahku si penggembala sapi."

Kontan sang raja berkata, "Apakah perlu kami bangun kembali rumah ibadahmu dengan bahan dari emas?" Juraij menjawab, "Tidak perlu". "Ataukah dari perak?" lanjut sang raja. "Jangan", jawab Juraij. "Lalu dari apa kami akan bangun rumah ibadahmu?", tanya sang raja. Juraij menjawab, "Bangunlah seperti sedia kala." Raja lalu bertanya, "Mengapa engkau tersenyum?" Juraij menjawab, "(Saya tertawa) karena suatu perkara yang telah aku ketahui, yaitu terkabulnya do’a ibuku terhadap diriku.” Kemudian Juraij pun memberitahukan hal itu kepada mereka.”

(Disebutkan oleh Bukhari dalam Adabul Mufrod) [Dikeluarkan pula oleh Bukhari: 60-Kitab Al Anbiyaa, 48-Bab ”Wadzkur fil kitabi Maryam”. Muslim: 45-Kitab Al Birr wash Shilah wal Adab, hal. 7-8]

Pelajaran dari Kisah Juraij

1- Hadits ini menunjukkan keutamaan orang berilmu dibanding ahli ibadah. Seandainya Juraij seorang alim (yang berilmu), maka tentu ia akan lebih memilih untuk menjawab panggilan ibunya dibanding melanjutkan shalat. Baca artikel: Keutamaan Belajar Islam.

2- Seorang anak harus berhati-hati dengan kemarahan orang tuanya. Karena jika ia sampai membuat orang tua marah dan orang tua mendoakan jelek, maka itu adalah do’a yang mudah diijabahi. Lihat kisah Juraij di atas, ia tahu akan hal itu, sehingga membuatnya tersenyum.

3- Bukti do’a jelek dari ibu terkabul karena Juraij akhirnya dipertontonkan di hadapan wanita pelacur sebagaimana do’a ibunya.

4- Berbakti pada orang tua adalah akhlak mulia, lebih-lebih lagi berbakti pada ibu.

5- Juraij menunjukkan sikap yang benar ketika menghadapi masalah yaitu harus yakin akan pertolongan Allah.

6- Zuhudnya Juraij karena hanya meminta tempat ibadahnya dibangun seperti sedia kala. Ia tidak minta diganti dengan emas atau perak. Baca artikel: Memiliki Sifat Zuhud.

7- Ketika musibah menimpa, barulah orang ingat akan dosa, ada juga yang mengingat akan do’a jelek yang menimpa dirinya seperti dalam kisah Juraij ini.

8- Bakti pada orang tua adalah wajib, termasuk di antaranya adalah memenuhi panggilannya. Sedangkan shalat sunnah hukumnya sunnah, artinya berada di bawah bakti pada ortu.

9- Do’a ibu Juraij tidak berlebihan yaitu tidak sampai mendoakan Juraij terjerumus dalam perbuatan keji (zina). Ia hanya do’akan agar Juraij dipertontonkan di hadapan para pelacur, tidak lebih dari itu.

10- Tawakkal dan keyakinan yang tinggi pada Allah akan membuat seseorang keluar dari musibah.

11- Jika ada dua perkara yang sama-sama penting bertabrakan, maka dahulukan perkara yang paling penting. Seperti ketika bertabrakan antara memenuhi panggilan ibu ataukah shalat sunnah, maka jawabnya, memenuhi panggilan ibu.

12- Allah selalu memberikan jalan keluar (jalan kemudahan) bagi para wali-Nya dalam kesulitan mereka. Baca pula artikel: 1 Kesulitan Mustahil Mengalahkan 2 Kemudahan.

13- Hadits ini menunjukkan adanya karomah wali, berbeda halnya dengan Mu’tazilah yang menolak adanya karomah tersebut.

Hanya Allah yang memberi taufik pada ilmu dan amal.(nabawia)



Referensi:

Syarh Shahih Al Adabil Mufrod lil Imam Al Bukhari, Husain bin ’Uwaidah Al ’Uwaisyah, terbitan Maktabah Al Islamiyah, cetakan kedua, tahun 1425 H.


Rosysyul Barod Syarh Al Adabil Mufrod, Dr. Muhammad Luqman As Salafi, terbitan Darud Daa’i, cetakan pertama, tahun 1426 H.

Belajar sambil Berbagi Pengetahuan : Adh - Dhuha Waktu Matahari Sepenggalan Naik

Belajar sambil Berbagi Pengetahuan : Adh - Dhuha Waktu Matahari Sepenggalan Naik: Adh-Dhuha (Waktu Matahari Sepenggalan Naik) Demi waktu matahari sepenggalan naik, dan demi malam apabila telah sunyi (gelap). Tuhanmu ...

Adh - Dhuha Waktu Matahari Sepenggalan Naik

Adh-Dhuha (Waktu Matahari Sepenggalan Naik)

Demi waktu matahari sepenggalan naik, dan demi malam apabila telah sunyi (gelap). Tuhanmu tiada meninggalkan kamu dan tiada (pula) benci kepadamu.  sesungguhnya hari kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang (permulaan). dan sungguh, kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, sehingga engkau menjadi puas.

Bukankah dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu dia melindungimu ? dan dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu dia memberikan petunjuk. dan dia mendapatimu sebagai seseorang yang kekurangan, lalu dia memberikan kecukupan. maka  terhadap anak yatim janganlah kamu berlaku sewenang-wenang. dan terhadap  orang yang minta-minta, janganlah kamu meng-hardiknya.

dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu bersyukur.

Allahhuakbar Maha Suci Engkau ya Allah dengan segala Kemuliaanmu, jadikanlah kami ya Allah hambamu yang engkau berikan petunjuk, hambamu yang pandai bersyukur, Ammiiiinnnnnn ^__^

Rabu, 23 Oktober 2013

Mutiara Terindah

Ia mutiara terindah dunia
Bunga terharum sepanjang masa
Ada cahaya diwajahnya
Betapa indah pesonanya
Bidadari bermata jelipun cemburu padanya
Kelak, ia akan menjadi bidadari surga

terindah dari yang ada***
{dari berbagai Sumber}

Senin, 21 Oktober 2013

TIPS MUDAH BERTEMU JODOH

TIPS MUDAH BERTEMU JODOH

Jodoh sudah ditakdirkan Allah, jodoh anda tidak akan kemana-mana dan akan datang jika waktunya tiba. Tugas anda hanyalah berusaha&berdoa untuk segera menjemput jodoh anda.

Jangan berputus asa dan bersabarlah dalam menjemput jodoh yang telah ditetapkan Allah.

Allah memberikan pilihan dalam memberikan jodoh untuk anda.

Pertama, cepat mendapatkan jodoh.
Kedua, lambat mendapatkan jodoh. Ketiga, menunda mendapatkan jodoh sampai bertemu jodohnya diakhirat kelak.

Apapun pilihannya jodoh yang ditentukan Allah, itulah yang terbaik bagi anda.

Lantas bagaimana cara mudah bertemu jodoh?

Cara cepat bertemu jodoh adalah Perbaikilah diri dan tingkatkan ketaqwaan anda kepada Allah.Terkadang -tanpa kita sadari, kita mendikte Allah tentang jodoh kita.

Ketika datang seseorang yang mendekati kita untuk membangun hubungan yang serius mewujudkan keluarga sakinah, kita terburu-buru menolaknya, kerana tidak sesuai dengan yang kita inginkan.

Cobalah, bila memang ada yang hendak serius tidak serta merta untuk ditolak namun dipertimbangkan -terlebih dahulu sekaligus berdoa memohon petunjuk Allah, bisa jadi orang itu yang memang yang dikirim Allah untuk jodoh anda.

Berprasangka baiklah pada Allah dan berprasangka baiklah kepada siapapun yang memang hendak berta'aruf dengan anda.

Bisa jadi seseorang yang kita anggap buruk, dia adalah baik untuk kita dan yang kita anggap baik, dia adalah orang yang buruk untuk kita.

Maka mohonlah yang terbaik menurut Allah maka terbaik pula untuk kita.

Wallahua’lam bish Shawwab 

Sumber : sucikan hati dari penyakit hati


Janji Allah Itu Pasti


Janji Allah Itu Pasti.


RAHASIA SURAT YASSIN AYAT KE 58

Barang siapa yang membaca YAASIN sepenuhnya dan pada ayat ke 58 surah tersebut 'SALAAMUN QAULAN MIN RABBIN RAHIM' diulang sebanyak 7 kali untuk 7 niat baik, Inshaa Allah dengan izin Yang Maha Esa dan Maha Kuasa, semua hajat kita akan dikabulkan.

Jika boleh niatkan begini:

1) YA-ALLAH YA-RAHIM, ampunkan dosa-dosaku dan saudara-maraku

2) YA-ALLAH YA-RAHMAN, kurniakan aku isteri, suami, anak-anak yang soleh dan mencintai islam

3) YA-ALLAH YA-RAZZAK, kurniakan aku rezeki yang berkat, kerja yang baik dan berjaya didunia dan akhirat

4) YA-ALLAH YA-JABBAR, makbulkan hajat penghantar maklumat yang aku dapat ini

5) YA-ALLAH YA-MUTAQABBIR, jauhkan aku dari sifat khianat dan munafiq dan miskin

6) YA-ALLAH YA-WADUUD, kurniakan aku dan seluruh umat Muhammad yang beriman kesihatan zahir batin

7) YA-ALLAH YA-ZALJALA LIWAL IKRAM, makbulkanlah semua hajatku, dan redhaikanlah aku.....

****

Rabbana hablana milladunka zaujan thayyiban wayakuna shahiban lii fiddini waddunya wal akhirah
“ya tuhan kami, berikanlah kami pasangan yang terbaik dari sisiMu, pasangan yang juga menjadi sahabat kami dalam urursan agama, urusan dunia dan akhirat.”
Aaammiiiiinnnnn ya Rabbal’alamiiinnn.

Sabtu, 19 Oktober 2013

Trp3. Sembilan Belas Oktober


Sering hati ini ingin selalu menyapamu,
walaupun hanya sekedar mengucapkan selamat malam dede tersayang.
De kakak sayang sama ade, meskipun bukan sekarang, tapi paling tidaknya semoga nanti kita bisa bersama de, kalaupun Tidak bisa kakak akan memohon kepada Tuhan kakak agar kita bersama dan tetap bersama.hehe ^__^

de ketahuilah, dalam diam dan sepi hati ini berdoa, Tuhan dialah yang paling ku sayang_ wanita yang memiliki wajah manis,
bukan kecantikan yang membuat aku jatuh hati padanya tetapi rasa nyaman yang begitu kurasakan ketika aku bersamanya sehingga itulah yang membuat aku ingin selalu bersamanya.

tuhan, andai engkau mengijinkan aku ingin bersamanya, disaat yang tepat dan waktu yang tepat J

Tuhan berikanlah yang terbaik, untuknya juga untukku, sayangilah dirinya dan jadikanlah dia wanita yang berhati mulia*

selamat ulang tahun ade, semoga senantiasa engkau diberkahi, engkau dilindungi, engkau disayangi dimanapun engkau berada*** selamat ulang tahun ade_ kerjakan dan lakukanlah jika sesuatu yang engkau ingin kerjakan itu baik^__^

salam hangat,untuk kamuyang sedang berbahagia hari ini :19-oktober-2013
I Miss U ^__^

Selasa, 13 Agustus 2013

Rembulan Ini Untukmu, Sayang

Rembulan Ini Untukmu, Sayang

(cerpen dari berbagai sumber)


Adisty Adelia nama ku, seorang mahasiswi semester 6 jurusan akuntansi di salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta. Beberapa tahun ini aku sedang dekat dengan seorang pria yang sangat aku cintai, Ahmad Qasam Amrul Haq namanya. Mahasiswa tingkat akhir jurusan sastra arab di kampus Negeri Perguruan tinggi Jakarta pula.

Kedekatan kami bukan dalam hubungan pacaran, emmm ta'aruf pun bukan. Namun aku tau, kami memiliki hubungan yang tak biasa. Tak sekedar teman ataupun rekanan mahasiswa. Entahlah, mungkin bisa dikatakan hubungan tanpa status. Yang aku tau, aku menyukainya dan ia pun sama, ya kurasa Ia menyukaiku.

Mulanya, kami tak sengaja bertemu di sebuah seminar umum yang mengkaji mengenai Belajar Sastra dan Bahasa arab Alqur'an di salah satu perguruan tinggi ilmu qur'an ternama di Jakarta. Meski aku bukan mahasiswi yang bergelut didunia sastra, namun aku selalu tertarik untuk belajar dan mengkajinya. Bagiku, ini adalah suatu hal yang sangat menyenangkan. Aku selalu kagum dengan semua orang yang bergelut didunia ini. Menurutku mereka keren!. Karna aku tau, bukan suatu hal yang mudah untuk menguasainya, sastra arab. Pikirku, aku ingin menjadi bagian diantara orang-orang keren itu. hihiiiiii.

Saat berlangsungnya seminar itu aku sangat menikmati kajian materinya, sangat bagus dan berbobot. Sampai pada saat dimulainya sesi tanya jawab, seorang mahasiswa berkacamata melontarkan sebuah pertanyaan dengan lugas. "Degggggggh..." tiba-tiba saja, entah kenapa seperti ada yang menghujam jantungku. Bukan karna fisiknya atau kacamata yang ia gunakan saat itu, tapi karna lontaran pertanyaan dan tentu saja karna bahasa arab yang ia gunakan adalah bahasa arab urdu yang tak biasa. Sangat keren bagiku. Sampai seusai seminar umum itu aku nekat untuk berkenalan dengannya dengan dalih ingin belajar bahasa arab urdu itu dengannya. Ah itu tak hanya sekedar dalih, namun aku benar-benar ingin menguasainnya. Tentu saja salah satu cara untuk aku bisa menguasainya adalah dengan menjadikan dia sebagai guruku.^^

Dari peristiwa itu, aku dan dia mulai menjadi partner belajar bahasa arab, seminggu sekali kami kami selalu meluangkan waktu itu itu. Dan tak hanya belajar tentang itu, kami juga sering membahas ilmu-ilmu lainnya, ilmu apa saja. Kegiatan ini berlangsung cukup lama, hampir 2 tahun kurasa. Hingga hubungan kami berubah status menjadi hubungan yang tak biasa. Dalam suka-duka, ia lah orang pertama yang ingin aku temui. Dia pun sama, teman-teman kami, bahkan keluarga kami pun sudah saling mengenal. Ya, bisa kupastikan kami memiliki hubungan yang tak biasa.

Pacaran, sempat kata itu menjadi perbincangan hangat dan membahagiakan saat itu untuk kami. Namun, kami tak lakukan itu. Karna baik aku maupun dia sudah sama-sama mengerti tentang keharaman hubungan itu. Lalu hubungan kami?? ya aku tau, bahwa hubungan kami tak bedanya dengan hubungan terlarang itu, hanya status namanya saja lah yang berbeda.

Tapi dapat kami tegaskan, kami tak pernah melakukan hal-hal yang dilakukan orang-orang berpacaran lainnya. Kami tau batasan-batasan dalam bergaul. Kami tak pernah sekalipun berpegang tangan, pertemuan kami pun selalu ditempat-tempat ramai. Entahlah, aku dapat memastikan hal-hal itu kecuali satu hal. Hati kami. Meski kami saling suka, namun kami tetap menjaga rasa. Pikirku saat itu. Kami saling berkata, bahwa saat indah nanti kelak kita akan bersama. Hanya tak sekarang, dan untuk saat itu biarkan hubungan kami berjalan seperti sekarang. Akupun menyutujuinya, karna jujur aku tak sanggup berpisah darinya. Aku telah benar-benar mencintainya.

Lambat laun, hubungan kami semakin manis.. bukan karna kami semakin dekat. Bukan. Sama sekali bukan. Justru karna kami telah berpisah. Ya kami berpisah. Benar-benar berpisah. Dan status hubungan kami pun menjadi jelas. Tanpa status apapun. Aku katakan ini manis, memang bagi kami ini adalah hubungan yang manis. Ah sangat manis sepertinya.^^

Setahun belakangan kemarin sebelum kami berpisah, kami aktif untuk menghadiri seminar-seminar umum diberbagai perguruan tinggi. Tentu saja aku melakukannya bersama dia, Ahmad Qasam orang yang ku cintai. Kecintaan kami terhadap sastra melebar ke ilmu-ilmu lainnya, salah satunya adalah fikih. Entah mengapa sejak kami mengikuti berbagai seminar yang membahas tentang kajian fikih, membuat kami sangat tertarik untuk mengkaji mengenai kajian fikih itu lebih dalam dan dalam lagi. Kami berdua seperti terhipnotis dibuatnya. Mungkin karna dalam kitab fikih menggunakan bahasa arab yang membuat kami lebih bersemangat.

Hingga sampai suatu hari, kami menyadari bahwa ada yang salah dengan hubungan kami. Dalam kitab fikih itu dijelaskan dengan jelas tentang bagaimana seharusnya pria dan wanita yang bukan mahrom berhubungan. Dalil-dalinya pun dengan jelas tertera disana. Saat itu kami diam dan hanya saling menatap. Benar-benar menjadi perenungan panjang buat kami. Hingga tak lama, aku meneteskan air mata. Dalam diam, berjuta pertanyaan berkecamuk didada.

"Salahkah hubungan ini?? lalu apa harus kuakhiri, tapi aku sangat mencintainya... sungguh. Aku harus bagaimana?? tapi bila lanjut, aku tau ini dilarang oleh agama. Hubungan kami.. salah! tapi aku mencin..." Aku tak sanggup melanjutkan lirihan dalam hatiku. Aku semakin terisak. Tangan ku bergemetar. Kepalaku pening. Aku berharap saat itu aku pingsan saja, namun ternyata tidak. Aku ingin bergumam, namun bibirku kelu. Seperti terisolasi ribuan lakban. Lalu tiba-tiba saja,tangan Ahmad orang yg aku cintai hendak menyentuh tanganku namun ia urungkan.

"Kita... sudahi saja semuanya." Ahmad berkata secara tertatih. Tak lugas seperti biasanya. Nampaknya, saat itu ia pun seperti tak rela melepasku. Aku menghela nafas panjang. Ku kuat kan azzamku. Dan aku menyetujuinya.

Saat itu, tak ada kata-kata perpisahan ataupun kata-kata mesra lain yang terucap. Hanya sebuah senyuman dengan air mata terbendung yang terlihat. Dan kami pun berpisah. Entah kenapa, setelah aku memutuskan hubungan ini, aku merasa seperti melepaskan beban berat di pundakku. Sedih. Tentu saja aku sedih. Orang mana yang tidak sedih bila harus berpisah dengan orang yang dicintainya. Meski pedih namun inilah jalan yang harus aku dan dia lalui. Berjalan sesuai syariat-NYA. Itu mutlak harus dilakukan dan tidak ada tawar menawar. Karna itulah yang terbaik untuk kami. Meski hubungan kami bukanlah pacaran, namun kami sadar intensitas pertemuan kami sudah selayaknya insan yang berpacaran.

Setelah kejadian itu, aku mulai belajar serius tentang bidang-bidang ilmu agama lainnya. Aku pun mulai melebarkan kerudungku, melonggarkan pakaianku, dan benar-benar menjaga muruah serta izzahku. Sebenarnya aku sudah berhijab lama sebelum aku mengenal Ahmad Qasam, namun belum sesyar'i saat ini ku rasa. Masih terbawa trendi arus zaman. Dikampus, aku pun mulai mengikuti kajian-kajian islami rutin. Menambah wawasan pikirku.

Delapan bulan berlalu, aku benar-benar merasa menjadi pribadi yang berbeda. Dan Ahmad, aku tidak tau sedikitpun tentangnya. Sempat terbesit untuk menghubunginya, namun aku urungkan. Ya aku paksa urungkan. Biarlah Allaah yang mengatur segalanya. Aku benar-benar berpasrah diri. Bila rindu akannya meraja, aku hanya bisa berdoa pada-NYA di jannah IA pertemukan kami kembali. Pintaku sesederhana itu.

Mengawali awal semester 8, saat itu usiaku 22 tahun. Aku disibukkan oleh segudang kegiatan untuk mempersiapkan skripsi ku. Sampai suatu hari ibu ku tiba-tiba memintaku untuk menikah. Usiaku sudah cukup katanya. Tentu saja aku menolaknya, dengan alasan aku ingin fokus pada skripsiku. Ibu pun memakluminya.

Hari berganti hari, hingga akhirnya usailah masa kuliahku. Aku diwisuda. Beribu ucap syukur yang ada kala itu. "Alhamdulillah.." Ujarku saat itu. Ucapan selamat pun berdatangan kerumahku. Aku benar-benar bersyukur. Hanya saja, tiba-tiba wajah Ahmad melintas dibenakku. Dia tersenyum dan mengucapkan ucapan selamat padaku dengan manisnya. "Astaghfirullaah! Mikir apa aku ini." Aku beristighfar dan menepis angan-angan kosong itu.

Kini aku bekerja di salah satu lembaga zakat indonesia, aku bahagia bekerja disana. Dikelilingi teman-teman sekantor yang seakidah dan yang terpenting waktu sholat kami di berikan waktu yang cukup lama, jadi kami tidak tergesa-gesa. Berbeda jika aku bekerja dikantoran.

Ditempat ini, aku memiliki sahabat karib. Kami memang baru beberapa minggu saja bertemu, namun kami telah akrab. Namanya Hafla Naura Salsabila. Namun, aku biasa memanggilnya dengan Bulan. Panggilan kesayanganku untuknya. Aku memanggilnya bulan karna dia selalu melakukan banyak aktivitas di malam hari, mulai dari bertahajud, menghafal, membaca alqur'an, bahkan hampir setiap malam dia mendengar semua keluh kesahku. Ya, kami sekamar, semenjak bekerja aku memutuskan untuk mencari kontrakan. Agar mandiri tekadku.

Hafla, dia benar-benar seperti rembulan buatku. Hadir dimalam hari dan menerangiku dengan ilmu-ilmu dinnya. Karnanya, aku pun menjadi seperti bulan juga. Ah tidak, mungkin aku hanya menjadi bintangnya saja, yang selalu mengiri keindahan bulan dimalam hari. Aku benar-benar menyanginya. Alhamdulillaah.

Tahun ini, aku mendapat kabar kejutan dari orangtuaku. Aku diajak ta'aruf. Aku ingin menolaknya, namun aku tak kuasa. Bapak bilang ia adalah seorang yang berpendidikan dan yang terpenting dia sholih, insyaallaah. Mendengar kata sholih, akhwat mana yang tak bergembira. Aku pun sama, bergembira. Bersyukur. Awalnya aku sempat ragu, namun setelah istikharah. Akupun mantap untuk menyetujuinya.

Hari untuk nadzar kami pun telah ditentukan. Sabtu ini dirumah kami, entah karna aku begitu bodohnya atau apa, aku sampai lupa menanyakan nama dari pria tersebut. Mungkin karna aku begitu bahagia mendengar kata sholih. hihihi.^^

Hari nadzor pun tiba, aku menggunakan kerududung dan gamis hijau. Aku berharap berpenampilan cantik tentu saja. Tak lama aku pun dipanggil keluar kamar. Sambil berjalan aku melihat pria bersahaja duduk.

"Ah..mad?" Aku terkejut. "Na'am, ana Ahmad Qasam Amrul Haq." Ahmad menjawab dengan lugas disertai senyum manis diwajah teduhnya.

"Subhanallaah..." Aku terkejut, langsung saja ku peluk ibu ku karna bahagianya. Dia, yang duduk disana.. calon suamiku nampak sangat berbeda. Celananya berbeda, tak isybal. Alhamdulillaah. Wajahnya pun berbeda, dia tampak teduh sekarang dengan janggut tipis di dagunya. Alhamdulillaah. Dia lebih alim, arif, dan berilmu. Alhamdulillaah.

Hari walimah kami telah ditentukan, 2 minggu setelah pertemuan nadzor ini. Seminggu sebelum hari walimahku, aku menyempatkan diri untuk ke kontrakan ku untuk mengambil barang-barangku, dan tentu saja untuk bertemu dengan Hafla. Bulanku tercinta. Aku kesana untuk mengantarkan undangan special, harus datang paksa ku saat itu. Saat itu memang sedikit gelap;mendung. Namun tak sampai hujan. Dijalan, entah apa yang ku rasa. Sepertinya aku merasa pusing. Mungkin karna aku terlalu lelah menyiapkan walimahku.

Tepat pukul 13.00 aku sampai di sebrang kontrakanku, ketika aku hendak melangkah tiba-tiba aku merasa pusing. Aku berjalan perlahan, tapi tiba-tiba saja tubuhku tertabrak sesuatu. Lalu gelap. Sesadarnya, aku berada dirumah sakit.

Kepalaku sakit. Ibu menangis, Bapak juga. Aku tak mengerti. Ahmad. Ah ya, dia juga ada diruangan ini. Ahmad Qassam, calon suami tercintaku. Dia menangis juga. Ada apa. Kenapa semua menangis. Aku tak mengerti. Mulutku kelu. Kata ibu, sudah 3 hari aku koma. Saat itu aku tertabrak mobil dengan kecepatan tinggi.

4 Hari sebelum pernikahanku, aku masih berbaring dirumah sakit. Kaki ku patah. Entah apa yang akan terjadi pada walimahku, dalam 4 hari tak mungkinkan aku bisa sembuh total. Aku hanya pasrah.

Sore itu, Ahmad datang menjenguk. Nampak wajah khawatir di guratan senyumnya. Aku katakan aku baik-baik saja, dan dia pun hanya mengangguk. Mungkin dia tau bahwa aku sedang berbohong.

"walimah kita bagaimana?" tanya ku penuh tanya. "Akan ditunda sampai kau benar-benar sehat." jawabnya lugas. Aku bahagia meski sungkan. Aku meminta maaf, sungguh karna ku semua jadi tertunda. Dia hanya tersenyum. Manis.

Tiba-tiba ada yang datang mengetuk pintu. Hafla, dia pun meminta izin untuk masuk. Dan aku pun mempersilakannya. Hafla berlari kearahku sambil menangis. Aku hanya tertawa. Aku katakan aku baik-baik saja. Lalu ku kenal kan ia pada Ahmad, calon suamiku. "Bulan, ini Ahmad calon suamiku. Dan Ahmad, ini Bulan eh Hafla teman karibku." Ucapku memperkenalkan mereka berdua. Mereka hanya tersenyum. Aneh pikirku. Dan saat itu juga, Ahmad pamit.

Entah kenapa, saat itu aku melihat bulan tercinta ku murung. Apa karna aku yang sedang sakit? Aku rasa tidak. Tapi lalu aku abaikan. Karna mungkin hanya praduga ku saja. Tak lama, Hafla mendapat telfon lalu pamit dengan buru-buru. Tas laptop nya tertinggal. Aku memanggilnya namun ia tak mendengar.

Karna berhari-hari dirumah sakit, dan merasa jenuh. Aku memutuskan untuk meminjam laptop Bulan ku. Aku biasa bertukar laptop sewaktu dikontrakan dulu. Jadi tidak apa-apa ku pikir untuk menggunakannya. Aku membukanya, namun aku menemukan sebuah blog yang belum di log-out. Aku membacanya. Aku pikir ini adalah karya tulisnya yang sedang ia persiapkan untuk salah satu majalah islami. Hafla adalah penulis lepas. Aku mulai membacanya. Ternyata aku salah. Ini adalah curahan hatinya. Aku tau, tak seharusnya ku baca ini. Namun aku bosan, jadi aku tetap membacanya.

Aku kagum dengan tulisan-tulisanya. Menarik. Tapi... tiba-tiba aku shock ketika menemukan note 8 bulan yang lalu. Bukan karna tulisannya yang mengagumkan. Namun karna aku temukan nama Ahmad Qasam disana. Aku membaca goretan noktahnya dengan hati luka tersayat. Mereka.. ternyata mereka telah saling kenal. Bukan hanya itu. Di masa silam, mereka pernah berta'aruf dan hampir menikah pula. Namun karna orang tua Hafla ditahun itu telah mendaftar umrah, mereka pun memutuskan untuk menundanya. Hafla terus menanti hari dimana mereka berdua akan bersatu. Sampai tiba-tiba saja Ahmad dipindah tugas kan ke luar kota lalu menghilang tanpa kabar. Tapi Hafla tetap menunggunya, karna ia yakin Ahmad akan kembali, dan karna.. Aku menangis membacanya, karna Hafla terlanjur mencintainya.

Seketika aku menutup laptopnya, dan lagi-lagi aku merasa gelap. Aku pingsan lagi. Kata ibuku saat itu. Ketika sadar, aku langsung menggenggam tangan ibuku. Lalu aku mengambil keputusan terberat dan memilukan untuk ku. Aku memutuskan untuk memutuskan hubungan ku dengan Ahmad, aku sama sekali tak menceritakan kejadian sebenarnya pada ibu ku. Aku tak ingin melihatnya kecewa. Aku juga tak ingin untuk yang kedua kalinya berpisah dengan Ahmad, namun aku pun tak kuasa melukai hati karibku, Bulan. Dia terlalu baik untuk disakiti. Aku memaksa diriku ikhlas.

2 hari lagi hari walimah kami, pagi itu aku mengajak Ahmad bicara empat mata serius. Aku menuntut cerita darinya. Cerita tentang ia dan Hafla. Awalnya ia tak mengakui hubungan nya dengan Hafla, karna memang ia tak ingin melukai hatiku. Katanya, antara Hafla dan dirinya sudah tak memiliki hubungan apa-apa lagi. Ta'aruf mereka telah lama usai, sampai sekarang dia menemukan kabar tentangku. Katanya, ia masih menyukaiku hingga sekarang. Namun tetap saja, aku tak ingin Hafla menangis terluka. Saat itu aku bingung. Aku memaksanya untuk memutuskan hubungan ini. Namun ia menolak. Saat itu juga Hafla datang, ia bingung mengapa aku menangis sedemikian rupa.

Aku mengajaknya duduk bersama kami. Sebelum aku bicara lanjut, aku meminta maaf padanya karna telah lancang membuka laptop serta menbaca curahan hatinya. Lalu aku ceritakan semua benakku padanya, tentang rasa bersalahku padanya, tentang kebingunganku, tentang semuanya. Seketika Hafla menangis, ia memohon agar aku tak membatalkan pernikahan yang tinggal 2 hari itu. Aku katakan padanya, aku tak mungkin menikah dengan keadaan kaki ku masih patah seperti ini. Lalu aku meminta Hafla untuk menggantikanku. Entah ungkapan bodoh apa itu. Itu terlontar begitu saja dari mulutku. Aku menangis tersedu. Aku tak tau harus berbuat apa. Bila aku bisa berlari, ingin aku berlari ke manapun aku bisa. Namun aku tak bisa. Aku meninggalkan mereka berdua untuk bicara. Aku tak tau harus berbuat apa. Apapun keputusan mereka. Aku akan menerimanya.

Tak lama mereka berdua menemuiku, mereka telah memutuskan agar aku melanjutkan pernikahanku, bahkan pernikahannya pun diurungkan untuk ditunda. Pernikahan akan tetap dilaksanakan apapun keadaan ku. Aku pun menerimanya meski dengan hati tersayat. Namun aku tak peduli, aku berusaha untuk mengapatiskan diri, aku telah memberikan pilihan untuk mereka sebelumnya. Dan mereka pun telah memilihnya. Mereka harus menerima apapun konsekuensnya, pikirku.

Pernikahan kami pun berlangsung sederhana, dengan kaki ku masih ter-gif. Aku melihat Hafla hadir dipernikahanku, ia cukup tegar rupanya. Mungkin aku tak akan hadir bila menjadi dia. Aku takan sanggup melihat orang yang ku cintai bersanding dengan wanita yang lain. Namun bukan Hafla jika bersikap demikian, tegasku.

Dimalam pernikahan kami, aku banyak mendengarkan cerita darinya. Aku pun menceritakan banyak hal padanya. Kami terus saja tertawa bahagia malam itu. Saat itu mungkin aku merasa menjadi wanita paling kejam sedunia. Karna aku bahagia diatas penderitaan teman karibku. Namun aku tepiskan itu, karna aku yakin temanku akan jauh menderita bila aku bersedih atasnya.

Saat ini, aku dan Ahmad Qasam telah menjadi pasangan sah. Banyak hal yang bisa kami lakukan bersama dengan leluasa tentunya. Dan meski kami telah menikah, kami masih sering mengikuti seminar-seminar umum diantara kesibukan kami. Itu mengingatkan kami pada masa dahulu. Aku hanya bisa tersenyum.

Di lima bulan pernikahan kami, aku mengandung anak pertama kami. Usianya baru 1 minggu, alhamdulillah keluarga kami bertambah bahagianya. Ahmad suami tercinta ku benar-benar memanjakan ku. Aku berhenti bekerja saat datang kehamilanku ini. Tak boleh terlalu lelah kata Ahmad, dan aku pun menurut. Sampai suatu malam, aku memimpikan Bulan ku. Dia terlihat sangat pucat dan lesu. Keesokannya ketika aku bangun, aku ceritakan hal itu pada suamiku. Aku mulai mengkhwatirkan Hafla. Setelah pernikahan kami, Hafla memutuskan untuk pindah ke luar kota. Namun ia tak katakan kemana. Ahmad bilang itu hanya sebuah mimpi, dan menyuruhku untuk tak khawatir. Namun aku tak bisa. Aku mulai mencari info tentang keberadaan Hafla. Dan aku mendapatkan alamatnya. Saat itu juga, aku dan Ahmad pergi menemuinya.

Benar saja, ternyata keadaan Hafla tidak baik. Ia terlihat pucat sekali. Dan kurus. Aku menangis melihatnya.

"Kau kenapa hafla??" Tanyaku sambil menangis dipeluknya.
"Aku baik-baik saja kok." Jawab Hafla singkat.

Aku tak percaya begitu saja. Aku tanyakan keadaan Hafla pada ibunya. Ibunya mengatakan, bahwa akhir-akhir ini ia berusaha keras melupakan Ahmad dengan melakukan banyak ibadah. Sampai terkadang ia tidak tidur. Aku menangis menangis tersedu mendengarnya.

Malamnya kami pamit pulang. Tak sepatah katapun keluar bibir kami, aku dan suamiku. Sekarang, suamiku yang terlihat khawatir. Aku melihatnya benar-benar mengkhwatirkan Hafla.

Dalam tahajudku malam ini, aku mencurahkan semuanya pada Allah. Hingga aku tertidur pulas di atas sajadahku.

Esok paginya, aku melihat suamiku murung. Aku tanyakan mengapa dan ia katakan tidak ada apa-apa. Aku bingung. Semenjak kami bertemu Hafla, sikapnya berubah dingin padaku. Aku tak ambil pusing awalnya, karna ku fikir mungkin ini hanya sementara. Tapi ternyata perkiraanku salah. Sudah beberapa minggu ia dingin padaku. Aku bertanya padanya, apakah aku melakukan salah kepadanya. Namun ia katakan tak ada. Aku semakin bingung dibuatnya. Aku sedih.

Lalu aku teringat Hafla, apa semua ini karna dia. Apa sekarang Ahmad menyesal menikahiku. Aku mengajak Ahmad bicara serius, tapi kami malah bertengkar. Ahmad bilang ia tak ingin diganggu saat ini. Sampai aku mendengar hal-hal yang tak ingin aku dengar. Ahmad, meminta ku untuk berpisah dengannya. Aku kaget, aku terkejut. Mengapa ia setega itu. Aku tanya apakah ini karna Hafla. Dan ia katakan ya. Aku langsung jatuh pingsan saat itu.

Perutku sakit sekali, ah tidak. Ini tak sesakit hatiku. Ahmad datang dan meminta maaf padaku, ia berjanji takan melakukan hal ini lagi padaku. Ia menangis, ia katakan ia hanya terbawa emosi. Dan tentang Hafla, ia hanya merasa bersalah padanya karna ia menjadi seperti itu karna dia, karna suamiku. Aku tersenyum dan memaafkannya. Mungkin aku akan melakukan hal yang sama jika aku berada diposisinya. Ahmad menggenggam tanganku erat. Kini aku merasakan kehangatannya kembali. Aku hanya bisa menangis bahagia.

Tapi tiba-tiba perut ku sakit lagi. Sakit sekali. Ahmad panik, ia lalu keluar memanggil dokter. Dokter datang dan langsung memeriksaku. Kata dokter aku keguguran. Seketika aku menjerit, aku menangis. Anakku. Dia telah pergi. Aku sedih, namun Ahmad lebih sedih. Katanya semua ini katanya. Aku semakin sedih dibuatnya. Aku katakan tak apa. Karna semua ini milik-NYA. Aku mencoba tegar.

Satu minggu kemudian aku keluar dari rumah sakit. Aku sudah baik-baik saja alhamdulillah. Malamnya aku duduk berdua disudut kamar bersama Ahmad, kami bersenda gurau. Lalu aku bicara serius. Bagaimana kalau Ahmad menikahi Hafla. Ahmad terkejut. Aku katakan bahwa aku serius tak bercanda. Ahmad menolaknya.

Aku terus saja membujuknya. Aku tau ini bukanlah hal yang mudah, dan sangat tak masuk akal ada istri meminta untuk di madu. Aku tau ini akan menyakitkan untukku, namun aku yakin suamiku mampu berlaku adil. Suamiku marah padaku, ia katakan bahwa ia takan pernah melakukan hal semacam itu. Tapi aku tak menyerah. Aku katakan aku mencintainya, akupun yakin bahwa ia pun mencintaiku. Tapi Hafla, aku benar-benar khawatir padanya, aku tak bisa bahagia diatas penderitaanya. Aku pun melihat satu hal dari mata suamiku. Aku melihat Ahmad merindukan hadirnya Hafla.

Malam itu aku terus saja membujuknya, aku katakan bahwa aku menginginkan syurga atas hal ini. Suamiku menangis dan mendekapku erat, lalu ia katakan bahwa ia akan melakukannya. Aku bahagia mendengarnya. Dalam tahajudku, aku menangis, mengadu pada-NYA. Bahwa sungguh hatiku sakit. Meski aku yang meminta perihal ini, namun aku tak kuasa menahan pedihnya. Berbagi suami. Hal yang tak pernah ku bayangkan sebelumnya. Namun aku mencoba ikhlas. Aku bahagia. Ya aku harus bahagia. Ah tidak. Kami bertiga harus bahagia.

Dihari pernikahan mereka, aku hanya mampu menahan haru dari balik tirai. Aku cemburu melihat mereka berdua tersenyum hangat. Air mataku terjatuh. Meski cemburu, namun aku bahagia.

Dimalam pernikahan mereka, aku menyiapkan segala-galanya. Kamar pengantin ku hias sedemikian indahnya. Lalu mereka berdua datang, lantas memelukku. Aku bahagia memiliki kalian, aku katakan padanya. Lalu Ahmad menggenggam erat tanganku dan mengatakan bahwa ia mencintaiku. Aku tersenyum bahagia mendengarnya. Lalu aku bisikan di telinga Ahmad, suami yang aku sangat cintai.. bahwa rembulan ini untukmu, sayang.


Senin, 12 Agustus 2013

Nama-Nama Surga

Nama-Nama Surga
Mereka yang dijamin Masuk Surga
            Kehidupan surga adalah kehidupan sempurna, semuanya serba baik, nyaman, tenteram dan bahagia. Surga adalah tempat kehidupan orang-orang yang saleh. Mereka adalah orang-orang yang yakin bahwa kehidupan didunia adalah sementara, dunia bukan tidak mereka masukkan kedalam hati, mereka mengambil dunia hanya sekedarnya saja guna memperkuat ibadah mereka kepada Allah. Mereka telah menempuh jalan lurus, bersabar atas cobaan yang diberikan Allah, baik yang menyenangkan maupun yang menyakitkan, mereka mengeluarkan sedekah dari harta mereka, dan berpuasa diterik matahari supaya Allah meringankan panjangnya hari kebangkitan. Mereka telah menjalani kehidupan yang baik diakhirat.
            Penghuni surga adalah orang-orang yang berjiwa kuat. Mereka dapat mengendalikan hawa nafsu, sehingga mereka pun dijamin dengan kehidupan yang bahagia diakhirat. Rasulullah Saw. telah menjamin surga bagi kaum muslimin jika mereka menaati enam perkara. Beliau bersabda, “Jaminan bagiku enam perkara dari dirimu, niscaya kujamin surga bagimu, yaitu berkatalah benar bila kamu berbicara, tunaikan amanat yang dipercayakan kepadamu dan penuhilah jika kamu berjanji, peliharalah kemaluanmu, jagalah matamu dan pejamkanlah matamu (dari berbuat maksiat).”
Secara lebih rinci para calaon penghuni Surga adalah sebagai berikut :
1.      Surga FIRDAUS.
-          Orang-orang yang khusyu ‘dalam mengerjakan shalat’.
-          Orang-orang yang menjauhkan diri dari perbuatan dan perkataan yang tidak ada gunanya.
-          Orang yang membayar zakat tepat pada waktunya.
-          Kuat menjaga kemaluannya dari kemaksiatan.
-          Memelihara amanat diberikannya.
-          Orang yang menepati janji.
-          Dan orang yang memelihara shalatnya.
Hal ini sesuai dengan penegasan Allah swt. Dalam surat Al-Kahfi, ayat 107 :
“sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh bagi mereka adalah surga firdaus menjadi tempat tinggalnya”.
Dijelaskan juga dalam surat Al Kahfi, ayat 108 :
“mereka kekal didalamnya, mereka tidak ingin berpindah darinya”.
2.      Surga ‘AND
Calon Penghuni Surga And, ialah :
-          Orang yang bertaqwa
-          Orang yang banyak melakukan amal kebaikan
-          Orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dengan sebenarnya
-          Orang yang sabar dalammencari ridha Allah seperti ; melakukan shalat, menafkahkan harta bendanya dijalan Allah dan dapat menjauhi diri dari perbuatan buruk.
3.      Surga NA’IIM
Orang-orang yang termasuk, calon penghuni Surga Na’iim, yaitu :
-          Orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dengan sebenar-benarnya.
-          Orang-orang yang bertaqwa dengan sebenar-benarnya ; maksudnya ialah : mengerjakan segala perintahnya dan meninggalkan segala larangan-Nya.
4.      Surga MA’WA
Mereka yang bakal menjadi calon penghuni surga ma’wa, yaitu :
-          Orang yang bertaqwa.
-          Orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dengan sebenar-benarnya.
-          Orang yang takut pada kebesaran Tuhannya dan orang-orang yang dapat menahan diri dari keinginan hawa nafsunya.
5.      Surga DARUSSALAM
Calon penghuni surge Darussalam ialah mereka yang iman dan keislamannya kuat serta percaya dan mengkui kebenaran ayat-ayat Allah, mereka pun senantiasa mengerjakan amal shaleh hanya semata-mata karena Allah Swt, dalam Surat Al An’am, ayat 126-127 :
“dan inilah jalan Tuhanmu (yakni jalan) yang lurus. ‘sesungguhnya kami (Allah) telah menerangkan ayat-ayat (kami) kepada orang-orang yang memperhatikan. bagi mereka disebabkan amal-amal yang shaleh yang selalu mereka kerjakan”.
6.      Surga DARULMUQAMAH
-          Orang yang amal kebajikannya lebih banyak dari pada amal kejelekannya.
-          Orang yang kuat dan tebal keimanan dan islam mereka.
-          Dan orang-orang yang memperbanyak amal kebaikannya dan menjahui kesalahan serta kemaksiatan.
7.      Surga ALMAQAMULAMIN
Dan menurut penegasan Allah Swt. Dalam Al-Qur’an, bahwa yang menjadi calon penghuni surga Al-Maqamul amin ialah orang-orang yang bertaqwa kepada Allah swt. Hal ini sesuai dengan firman Allah swt. Dalam surah Ad Dukhan, ayat 51 :
“Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa berada dalam tempat yang aman (surge)”.
8.      Surga KHULDI
Bagi orang yang menjadi calon penghuni surga Khuldi yaitu orang-orang yang bertaqwa dengan sebenar-benarnya, yakni menjalankan segala perintah Allah dan menjahui segala larangan-Nya.
Hal ini sesuai dengan penegasan Allah swt, dalam surat Al-Furqan, ayat 15 :
“Katakanlah : “Apa (siksa) yang demikian itulah yang baik atau surga yang kekal yang telah dijanjikan kepada orang-orang yang bertaqwa, yang menjadi balasan dan tempat kembali mereka”.
Wallahu'alam bissawab

Alan Angga Nuari

Trp3__AL1307

Tuhan peluklah dirinya, dalam kehangatan kasih sayangmu, aku titipkan dia padamu sampai batas waktu yang  engkau tetapkan* karena aku bahagia mengenalnya, aku bahagia menyayanginya. Jika ini terbaik maka Ijinkanlah aku dan dia, agar kami bisa bersama dalam ridhamu dalam kasih sayangmu  Amiiinnnn

Selamat malam sayang,  biarkan aku selalu memimpikanmu selalu menyayangimu

Neraka

Neraka
Apakah Neraka Itu ?
            Neraka adalah tempat tinggal penuh kesengsaraan yang berada di akhirat. Di dalamnya penuh dengan kobaran api yang bergejolak dashyat. Demikian dashyatnya hingga api itu mengelupas kepala dan menusuk hati. Bahan bakar neraka adalah manusia dan batu. Neraka diperuntukkan bagi hamba-hamba yang kafir, munafik yang senantiasa berlumur dosa, tidak mau bertobat, hamba yang musyrik dan yang mendustakan ayat-ayat Allah, mereka yang malas dan tidak mau mengerjakan perintah-Nya, mereka yang terus menerus mengerjakan kemaksiatan hingga melampui batas.
            Allah mengancam orang-orang kafir dengan hal-hal itu dan menegaskan orang-orang yang sombong, pembangkang dan durhaka agar mereka meninggalkan segala yang dilarang Allah Swt.
            “Tersebut dalam Surah Al-Baqarah, ayat 39 :
“adapun orang-orang kafir dan mendustakan ayat-ayat kami, mereka itu penghuni api neraka, mereka kekal didalamnya.”
            “Juga terdapat dalam Surat Yunus, ayat 27 :
“dan orang-orang mengerjakan kejahatan-kejahatan mendapat balasan kejahatan yang setimpal dan mereka di tutupi kehinaan. Tiada bagi mereka seorang pun yang melindungi dari (adzab) Allah seakan-akan muka mereka ditutupi dengan sebagian malam yanggelap gulita. Mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal didalamnya.”
“sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk kedalam api yang menyala-nyala (neraka).


Wallahu'alam bissawab
Alan Angga Nuari